Aku tidak ingin mendengar segala pertanyaanmu tentang kuliah atau tentang organisasi itu. Aku tidak ingin mendengar segala ceritamu tentang orang-orang menyebalkan di sekitarmu, atau orang-orang hebat yang tidak mungkin kau lampaui. Aku tidak ingin mendengar pertanyaanmu padaku, kenapa aku masih disini, hingga larut malam, hanya menemanimu. Aku tidak ingin mendengar semua itu. Hanya satu kata yang ingin kudengar darimu, “Aku mencintaimu.” Hanya itu.
Tapi sampai sekarang, kamu tidak juga mengucapkannya. Setiap aku bangun tidur, makan, belajar, sampai akan tidur lagi, hanya ada satu bayangan di pikiranku. Kamu. Setiap aku berkeluh kesah, aku selalu teringat akan dirimu, apakah kamu juga akan mengeluhkan hal yang sama? Setiap kali aku berjalan, aku resah. Akankah aku bertemu denganmu hari ini? Akankah aku bisa melihatmu, bercanda dengan teman-temanmu, tersenyum, tertawa? Akankah aku mendengar kata-kata itu darimu?
Sampai hari ini tidak ada kata-kata bermakna yang keluar dari bibirmu untukku. Terkadang, aku melihatmu sedang memperhatikanku. Berlebihankah aku? Apakah itu hanya imajinasiku? Terkadang, aku merasakan perlakuan penuh perhatian yang hanya kamu berikan untukku. Imajinasi jugakah itu?
Tidakkah kamu merasakan apa yang aku rasakan? Atau paling tidak, sadarkah kamu bahwa kamu memiliki tempat yang lebih luas di hatiku daripada orang lain? Tidakkah kamu tahu, betapa aku sangat kikuk ketika berhadapan denganmu? Tidakkah kamu tahu, betapa aku sangat malu ketika bertemu mata denganmu? Tidakkah kamu tahu, betapa aku sangat menginginkan berbincang denganmu, berdua saja? Tidakkah kamu tahu, betapa aku sangat ingin berada lebih dekat denganmu, mengerti dirimu?
Aku memang tidak pernah melakukan hal apapun untukmu. Aku tidak pernah memastikan apakah kamu sudah makan atau belum. Aku tidak pernah memberimu kado tak terlupakan pada hari ulang tahunmu. Aku tidak pernah menjahitkan kancing bajumu. Memangnya, siapa aku? Aku bukan siapa-siapa bagimu. Satu kata yang bisa menggambarkanku, teman. Hanya sebatas itulah aku bagimu. Tidak lebih, mungkin kurang.
Aku selalu menanti kepastianmu, dalam diam. Aku diam dalam setiap harapku. Aku diam dalam setiap mimpiku. Aku diam dalam setiap hasratku. Aku hanya bisa diam. Aku hanya diam, menunggumu untuk memberi keputusan. Aku tahu, kamu pasti ingin diperhatikan. Aku tahu, kamu pasti ingin dimengerti. Aku tahu, kamu pasti ingin punya tempat bersandar untuk segala lelahmu. Aku tahu, kamu masih manusia biasa, manusia normal, yang punya kebutuhan.
Ketika aku melihatmu, aku tidak bisa menahan bahagiaku. Ketika aku memikirkanmu, aku tidak bisa menahan rinduku. Ketika aku menyapamu, dunia seakan terbalik karena senyummu. Aku selalu membayangkan, bagaimana kita akan bahagia menjalani hidup ini berdua. Aku selalu membayangkan, bagaimana kita akan tertawa pada kejadian biasa yang luar biasa bagi sebuah pasangan. Aku selalu membayangkan, bagaimana kita akan bersanding di pelaminan nanti. Aku selalu membayangkan, bagaimana kita akan memilih tempat tinggal kita nanti, menata rumah kecil kita, dan membesarkan buah hati kita dengan penuh kasih sayang.
Salahkah aku, telah menjadi seorang yang terlalu berharap? Salahkah aku, dalam usiaku yang belum matang ini, telah memikirkan kemapanan? Salahkah aku, telah memilih kamu sebagai pengisi hatiku? Salahkah aku?
Seorang teman berkata, kejarlah cintamu karena cinta adalah jalan hidupmu. Aku sering bertanya, bukankah kalimat itu seharusnya untukmu? Bukankah kamu yang seharusnya mengejar cintamu? Apakah cintamu adalah aku? Sakit hati ini mengingatmu. Sakit hati ini mengetahui bahwa aku masih sendiri. Sakit hati ini melihatmu yang seakan tak pernah memikirkan tentangku.
Sanggupkah aku untuk bersabar? Sanggupkah aku untuk selalu diam? Sanggupkah aku untuk menunggumu? Akankah kita bertemu, suatu hari nanti? Akankah kita bersama menjalani sisa waktu kita? Akankah kamu menjadi jodohku yang akan selalu diridhoi Yang Maha Kuasa? Dan aku berpikir, bahwa seorang wanita tidak membutuhkan lebih dari sebuah kebahagiaan. Aku berpikir, bahwa seorang wanita hanya membutuhkan teman hidup untuk membuatnya selalu bahagia.
0 komentar:
Post a Comment