Film terakhir yang aku tonton ituuu film india. Judulnya… adu maak,, lupa lagi… >_< Yang jelas ada sejenis banana dan jodi. Jodi itu artinya partner alias pasangan hidup. Lumayan bagus juga si…
Jadi, ceritanya itu, ada seorang cewe yang mau nikah. Taani namanya. Di hari pernikahannya, rombongan pengantin cowo kecelakaan dan gag ada yang selamat. Setelah itu ayahnya Taani kaget dan kena stroke, terus meninggal juga. Wasiat terakhir ayahnya adalah, sebuah harapan biar anak cewe satu-satunya itu mau menikah dengan muridnya yang paling cemerlang, karena hanya muridnya itulah orang yang paling dia percaya untuk menjaga putrinya. Surinder namanya. Seorang pria sederhana yang dia anggap cukup setia untuk mendampingi putrinya, cukup berharga untuk disayang seumur hidupnya, cukup mapan untuk memimpin bahtera rumah tangga bersama putrinya. Gitu deh, walopun orang lain mungkin akan berkata bahwa pria itu hanya pria biasa, bekerja sebagai pegawai biasa, pagi berangkat sore pulang, hidupnya datar tak berwarna, kepalanya selalu tertunduk, culun dan gaguk, dan dia terima semuanya begitu saja dengan penuh kerelaan, tanpa amarah, jengkel, ataupun perlawanan apapun (kok kayaknya kasian banget, ya, hoho). Karna bakti pada ayahnya, Taani pun meng-iya-kan perjodohan itu. Singkatnya, mereka nikah.
Secara, si Surinder ini gag pernah berhubungan sama cewe, dia kaku banget bahkan sama perempuan yang udah jadi istrinya. Dan si Taani ini bilang ke suaminya, ‘aku tidak akan pernah bisa mencintaimu. Tapi aku akan mencoba untuk berubah dan menjadi istri yang baik.’ Kata-kata itu seperti panah yang tepat menembus jantung Surinder. Baginya, seorang Taani adalah cinta pada pandangan pertama, keceriaannya membuat cinta itu makin kuat, dan sekarang dia ingin berubah? Memikirkan itu lagi, Surinder seperti kena panah lagi (gag mati2 ya orang ini, haha). Trus, si Surinder ini pura-pura jadi orang lain, yang lebih jail, lebih gila, lebih atraktif, maksudnya si biar si Taani tetep bisa ceria. Sekalian pengen tau, sejauh apa si kesetiannya istrinya itu, buat suami yang rela ngelakuin semuanya, ngerelain segalanya buat dia. Di akhir-akhir, si Taani hampir aja milih kabur bareng ‘topeng’nya Surinder. Tapi, ketika berdoa, dia melihat seorang Surinder sebagai titipan Tuhan buat dia. Dan akhirnya dia lebih milih suaminya daripada ‘topeng’nya suaminya.
Kalimat yang paaaling sering diucapin Surinder adalah, ‘kita hanya berjalan di jalur cinta, di ujung jalan kita bertemu kembali…’
Setelah liat film itu, bagiku biasa aja. Ya, kayak film-film India kebanyakan. Ceritanya klise, ada bagian lucuuu, ada bagian mengharukan, banyak nari-narinya jugak. Daaan, bahwa jodoh itu nggak akan kemana-mana kok, semua cowo dan cewe udah dikasih pasangannya masing-masing sejak kisah mereka Ditulis dalam Laukhil Mahfudz. Tapi sekarang, kayaknya aku lebih ngerti maksudnya kalimat itu deh.
Ya, kita manusia, cuman bisa berjalan, memilah, dan memilih jalan mana yang akan kita lewati. Dalam kegelapan jalan takdir, kita cuman bisa berusaha yang terbaik untuk melewati semua halangan, rintangan, cobaan, dan apapun yang ada di jalan itu. Yang pasti, kita sebagai manusia harus terus berjalan, karna ada sebuah ujung disana, untuk dicapai, untuk diperjuangkan. Kita hanya berjalan di jalur cinta. Ribuan kata maaf nggak akan bisa menyapu debu-debu yang udah kita sebarkan di sepanjang jalan ini. Di ujung jalan sana, kita akan bertemu kembali. Sebagai apa, biarkan Allah yang Berbicara…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment