Semua orang itu berbeda. Beneran. Kalo aku ngomong sama orang satu, trus ngomong sama orang lain, aku nggak mungkin ngomong sama persis. Aku harus menyesuaikan cara bicaraku pada satu orang dan pada orang lain. So, cara berbicara ke setiap orang akan jadi berbeda. Begitupun dengan penafsiran mereka. Aku ngomong ‘coba kamu baca Harper halaman 250’ ke beberapa orang yang berbeda. Penafsiran mereka so pasti berbeda. Satu orang mungkin berpikir, arek iki lapo se nyuruh-nyuruh aku? Orang lainnya mungkin berpikir, males banget. Orang lainnya lagi mungkin berpikir, hadu jadi males aku deket-deket sama anak ini dia agak freak. Orang lainnya lagi mungkin aja berpikir, oke that’s a good idea. Dan semua orang mungkin aja berpikir berbeda. Well, itu konklusiku dari beberapa temen yang obral-obralan cerita ke aku sih. Aku rasa, pemikiran mereka, tindakan mereka, nggak bisa di-judge gitu aja tentang benar atau salahnya, baik atau buruknya.
Itu kan cuman perbedaan sifat dan karakter.
Itu kan cuman perbedaan sifat dan karakter.
Selama hidupku yang dua puluh satu tahun lebih beberapa bulan ini, aku rasa jadi semakin tau how this world going through. Seperti pada badai, semua orang harus punya pegangan yang kuat biar bisa survive. Bukankah itu intinya hidup ini? Untuk survive… But, mmm… kurasa nggak cuman itu. Masih harus ada alasan lagi, kenapa kita mesti survive di bumi. Kenapa hayo? That’s the very basic thing. Aku rasa, bukankah itu alasannya banyak orang skeptis tentang gimana terbentuknya manusia, tentang gimana tubuh manusia bekerja, tentang gimana cara menjadi makhluk sosial, dll. Everybody is searching for an answer, a reason for their existence. Dan buat orang-orang yang males, yang mau hidup serba enak, nggak mikir apa-apa, nggak kerja apa-apa, you’re totally an IDIOT!
Perbedaan… this world is very unique. Nggak ada unsur di dalamnya yang sama persis. Ilmuwan boleh bilang, normalnya seperti ini, normalnya seperti itu, ini mengalami mutasi jadi nggak normal, terjadi proses nggak normal, dll. Itu kan konklusi mereka. Mereka berusaha mengeneralisasikan ilmu, biar mereka nggak stuck di satu tempat, biar mereka bisa cari tau hal lainnya, biar mereka bisa memuaskan ambisi dan ego mereka. Wow, kalimat itu agak terlalu men-judge rasanya. Forget that I have wrote it. *géblék XP
Owh, it’s so rumit! Sangat rumit! Makanya aku bersyukur banget menjadi orang islam. Aku punya pegangan yang kuat, so I know why I am here today. Aku tahu, kenapa aku nggak bisa sempurna, kenapa aku nggak bisa melakukan banyak hal, kenapa aku begini, kenapa aku begitu, kenapa harus begini, kenapa harus begitu, daaaan seterusnya. It’s just… too complicated to be written down. Susah menemukan kata-kata yang bisa menggambarkan how complicated my though is.
Mungkin, ‘memahami’ adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan. So, a million thumbs up for someone who can do it, someone who can understand what others want and what others thinkin…
Keep it up for simple though, so life can be easy to touch…
0 komentar:
Post a Comment