Waw!!! Dosenku itu kwerenn pwooLL... bangeettt deh pokoknya...
Beliau membuat mahasiswanya bener-bener belajar. Kata-katanya itu selalu penuh semangat, jadi kalau beliau bicara, dengan sendirinya aku dan temen-temen termotivasi. She's just so great, so wonderful! Orang cerdas, percaya diri tinggi, pantang putus asa, pantang nyerah, belajar adalah prinsip hidupnya (menurut pandanganku si ini).
Tugas akhirku ini, siapa lagi yang nyemangatin kalau bukan beliau... Dari awal aku konsul sama beliau (karna beliau dosen pembimbing akademik ku juga sih), jelas banget keliatan kalo aku tuh bener-bener seorang yang bingung, nggak kompeten, gag jelas wes pokoknya maunya itu apa. When I asked her, beliau dengan mata membulat saking semangatnya yang nggak pernah padam itu, langsung ngasi rekomendasi, gini..gini..gini.. Idemu itu secara ilmiah gini.. Pertama kali tanya, agak ngerasa tertohok sebenernya. Iya lah,, emang ideku waktu itu masih mentaaah bangettt... dan emang I knew nothing about research. But, it's OK. Kemudian ketika beliau menawarkan aku dan temen-temen untuk mbantuin mahasiswa S2 nya,, I just thing, maybe it's a great challange, atau mungkin aku cuman ngasal aja, yang penting udah ada something buat tugas akhir. Di situlah dimulai 'perjuangan berdarah' kami, especially for me (because it's my story, haha).
Tapi, di tengah-tengah perjuangan berdarah ini, beliau selalu optimis, optimis, optimis, selalu mensupport kami dengan motivasi dan semangatnya yang setinggi langit (kalo perlu seluas jagad deh). Banyak sebenernya nasehat beliau yang aku lupa, karna gag sempet nulis, gag sempet ngrekam, gag keinget pula (parah >_<). Tapi ada beberapa quotes beliau yang so WOW! Aku lupa beliau waktu itu ngomong apa, tapi kata-kata beliau itu bikin aku nyadar, bahwa I'm being this group leader, and that I should understand what my friends wants, what my friends do, what my friends need. Aku mesti pengertian sama semua anggota kelompokku, gag sakarepe dewe, gag ninggalin atau nyuekin atau gag peduli atau being egosentric. Yep, saia mesti bersabar. Nasehat beliau lainnya bikin aku nyadar, bahwa penelitian itu needs a full heart to be done. Lebih luasnya lagi, dalam melakukan apapun, niat itu bener-bener nomer satu. Dan menjaga niat itu, is a very-very-very-very-very-very-very hard work. Alhamdulillah, kami berhasil bertahan, insya Allah berhasil belajar banyak dari usaha untuk mempertahankan judul ini. Ini bener-bener pelajaran yang sangat-sangat-sangat-amat berharga sekali. It's priceless.
Beliau pernah bilang, tugas akhir itu sebenernya buat mahasiswa belajar bagaimana caranya berpikir logis, sistematis, realistis, manageable, etc lah. Kalo dirangkum, tujuan akhirnya TA ini adalah 'scientific thinking'. And such a softskill which is priceless, dan gag bisa didapet di sembarang tempat, kecuali dengan kerja keras-stress-berdarah-darah. Sebuah quotes dari beliau yang tidak terlupakan adalah : "the deeper you dig the knowledge, you finally will find PEOPLE" . Itu maksudnya adalah, seseorang boleh skeptis dan bertanya-tanya sedalam apapun terhadap sesuatu. Misalnya penelitian di bidang kedokteran (it's just what I know), tingkatnya bisa sampe molekuler. Penasaran awal adalah, kenapa orang bisa mati mendadak? Kemudian ditemukan bahwa salah satu penyebabnya adalah stroke. Trus, penasaran lagi, kenapa kok bisa stroke? Kemudian ditemukan bahwa penyebab terbanyaknya adalah aterosklerosis alias menyempitnya pembuluh darah karna plak aterom (timbunan lemak, platelet, dll). Trus, penasaran lagi, gimana ya biar tingkat mortalitas karna stroke berkurang? Kemudian baaaaaanyaaakkk banget penelitian tentang pengobatan stroke, dari sisi bedah dan dari sisi molekular. Dari sisi molekular, bahasannya terutama tentang pengobatan dan pencegahan aterosklerosis (this is what I know, again). Disitu, baaanyyaaakkk banget yang bisa diteliti, mulai dari kadar lemak, sitokin, perubahan struktur jaringan, daaaan sebagainya. Sampe ke tingkat molekuler, yang cuman bisa dibayangkan (ngawur be'e ya). Dari hal-hal yang kecil itu, bisa membuat perubahan besar terhadap hal yang besar. The little things is like a core for appearance of disease or symptoms. Change the little things, could possibly make a big difference in someone's health. Biar gimana, walopun penelitian udah sampe ke tingkat molekular, ke tingkat yang invisible, akhir-akhirnya kemana sih? Gag lain adalah untuk mengetahui gimana caranya menjaga kesehatan. In the end, kesehatan itu dipengaruhi oleh baaanyyaaakkk banget hal, antara lain adalah apa yang dimakan, apa yang dipikirkan, apa yang digunakan, apa yang dibuang. Trus, ngapain juga repot-repot penelitian gini? Gag lain adalah karna we're going to be a medical care person. Nanti, kami bakal punya tanggung jawab untuk membantu others melalui kesehatan mereka. Healthy is first thing to kept, isn't it. In the end, sepintar apapun, se rajin apapun, se skeptis apapun, se njlimet apapun, orang tu cuman pingin menyesuaikan diri dengan lingkungannya, membantu sesamanya. It's all about PEOPLE and community. Maybe it's all about togetherness. Maybe it's all about being accepted.
Quotes beliau yang lain, "Kita adalah guest house, setiap hari adalah tamu yang bernama kesedihan, kesenangan, sakit hati, amarah. Mari kita sambut mereka dengan senang, karena mereka adalah pesan dari Sang Pencipta" . Aboooootttt... >_< Seingetku, beliau bilang gini waktu kami curhat, 'dok, kita punya masalah ini, kita nggak bisa ini, kita nggak tau ini, kita terhambat ini, dsb...' Jadi ngerasa bego, soalnya beliau juga nyidang orang S3, and we're just a newbie, cuman S1, anak kecil, ecek-ecek... T_T
Yang lainnya lagiii.... ada kayak gini : "Hidup itu cuman dua hal: niat yang benar dan motivasi yang baik" . That's it. Wow! That's just true, just great, just... I agree, and I like it.
Dan hari ini, waktu aku minta tanda tangan beliau untuk KRS, lagi-lagi beliau nasehatin aku dan temenku. Ini karna aku agak takut, ragu-ragu, kalo-kalo laborannya nggak bisa bedah hari kamis besok, itu berarti mundur lagi, nambah biaya lagi, nambah kerjaan lagi, ada temen-temen yang mau pulkam juga, dan sederet ketakutan dan kecemasan lain. Beliau bilang gini, 'kamu itu belum bisa bersyukur berarti, kalo masih takut-takut gitu. Kita hidup bukan untuk menyuruh-nyuruh Allah sesuai kehendak kita, kita mau apa, harus terjadi apa. Itu yang bikin orang perfeksionis hidupnya nggak baik. Kita kan cuma bisa merencanakan, selanjutnya itu urusan Allah apa yang akan terjadi. Kamu juga, nggak usah takut-takut gitu, kalo plan A nggak jalan, siapkan plan B, plan C, D, E, F, G, dan seterusnya. Kalo udah bisa gitu, baru namanya kamu bisa bersyukur. Coba kamu baca terjemahannya surat Al-Insyirah itu >> Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (6) Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), (7) dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap. (8).'
Subhanallah banget dosenku yang satu ini. Beliau bener-bener LUAR BIASA!!! Masih banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari beliau. Lagipula, tugas akhirku belum selesai, cuman penelitiannya aja mau berakhir. Belum ngukur variabel, ngitung statistik, finishing TA, dan publikasi ilmiah. Belum juga ketambahan, barangkali ntar aku tertarik untuk ngikutin jadi PKM-AI. Perjalanan masih panjang... masih harus nyiapin stok darah yang banyak nih. Karna hampir bisa dipastikan, akan lebih berdarah-darah lagi... T_T
SEEEMAAANGAADDHH!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 komentar:
haha.. looks like I know who she is.. :) bener banget rul, waktu aku udah down se-down-down nya, gara2 ngobrol sama beliau di parkiran mobil, semangatku timbul lagi. saking terharunya sampe mau nangis. haha.. btw, suka banget sama nasihat beliau yang: 'kamu itu belum bisa bersyukur berarti, kalo masih takut-takut gitu. Kita hidup bukan untuk menyuruh-nyuruh Allah sesuai kehendak kita, kita mau apa, harus terjadi apa. Itu yang bikin orang perfeksionis hidupnya nggak baik. Kita kan cuma bisa merencanakan, selanjutnya itu urusan Allah apa yang akan terjadi. Kamu juga, nggak usah takut-takut gitu, kalo plan A nggak jalan, siapkan plan B, plan C, D, E, F, G, dan seterusnya. Kalo udah bisa gitu, baru namanya kamu bisa bersyukur. Coba kamu baca terjemahannya surat Al-Insyirah itu >> Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (6) Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), (7) dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap. (8).' hemm bersyukur banget bisa menjadi mahasiswa yang dibimbing beliau.. hehe :)
Post a Comment